Menghayati (QS. Al ‘Ashr).

”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr).


1. beriman dengan dasar ilmu yang jelas dan kuat :
dalam surat al ashr ini Allah menegaskan, bahwa setiap manusi pada dasarnya akan mengalami kerugian, kecuali orang yang memenuhi 4 kriteria seperti yang telah disebutkan dalam poin diatas.
pada poin yang pertama, yaitu orang yang beriman. nah iman ini sendiri tidak akan sempurna tanpa ilmu, ilmu yang dimaksud disini adalah ilmu syar’i (ilmu agama). bagaimana mungkin seorang manusia bisa memiliki keimanan tanpa mengetahui apa saja yang harus ia imani? apa saja konsekuensi ketika ia beriman? dsb
imam ahmad sendiri pernah berkata, “Seorang wajib menuntut ilmu yang bisa membuat dirinya mampu menegakkan agama.”
maka sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk menuntut ilmu yang akan menambah keimanan pada dirinya.
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. ” [QS Asy Syuura ayat 52]

2. Mengamalkan Ilmu
mengenai pengamalan ilmu, Rasulullah pernah bersabda :
”Seorang hamba tidak akan beranjak dari tempatnya pada hari kiamat nanti hingga dia ditanya tentang ilmunya, apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu tersebut.” (HR. Ad darimi)
juga, Fudhail bin ‘Iyadh pernah berkata, ”Seorang yang berilmu akan tetap menjadi orang bodoh sampai dia dapat mengamalkan ilmunya. Apabila dia mengamalkannya, barulah dia menjadi seorang alim” (Hushul al-Ma’mul).
sehingga adalah kewajiban bagi seseorang yang memiliki ilmu untuk mengamalkannya dan mengajarkannya kepada orang lain, karena setiap ilmu yang kita dapat akan dimintai pertanggung jawabannya kelak.

3. Berda’wah
 Banyak sekali ayat berkenaan dengan perintah untuk menyeru kepada kebaikan, misal salah satunya
“Katakanlah: ‘Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.’” (QS. Yusuf ayat 108)
Setelah kita memiliki dasar ilmu yang kuat, maka itulah yang kita jadikan sebagai hujjah ketika melakukan sesuatu, begitu juga dalam berda’wah, ketika kita sudah mengetahui alasan mengapa kita harus berda’wah maka setiap halangan ataupun rintangan tidak akan menyurutkan langkah kita. karena sesungguhnya dalam berda’wah ini akan ditemui banyak sekali halangan, sehingga kita dituntut untuk benar benar memiliki dasar yang kuat.
Rasulullah bersabda, “Tidak sempurna keimanan salah seorang diantara kalian, hingga ia senang apabila saudaranya memperoleh sesuatu yang juga ia senangi.” (HR. Bukhari).
Jika kita merasa senang dengan hidayah yang Allah berikan berupa kenikmatan mengenal Islam yang benar, maka salah satu ciri kesempurnaan Islam yang kita miliki adalah kita berpartisipasi aktif dalam kegiatan dakwah seberapapun kecilnya sumbangsih yang kita berikan.
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?’” (QS. Fushshilat ayat 33)

4. Bersabar dalam berda’wah
seperti yang disebutkan dipoint sebelumnya bahwa dalam berda’wah ini akan ditemui banyak sekali rintangan, karena dalam berda’wah kita menyeru kepada sesuatu yang biasanya bertentangan dengan hawa nafsu, adat istiadat, atau aturan yang menyelisihi islam. oleh karena itu dibutuhkan kesabaran tingkat tinggi disini.
“Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) para rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami terhadap mereka” (QS. Al-An’am ayat 34).
dua poin pertama berhubungan dengan keselamatan pribadi, sedangkan dua poin terakhir berhubungan dengan keselamatan lingkungan kita, dan semua ini harus menjadi kriteria bagi setiap muslim yang ingin selamat dari kerugian yang telah Allah nyatakan.
allahu a’lam

AL FAATIHAH

AL FAATIHAH (PEMBUKAAN)

   

bismi allaahi alrrahmaani alrrahiimi

[1:1] Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.1
 
 
alhamdu lillaahi rabbi al'aalamiina

[1:2] Segala puji2 bagi Allah, Tuhan semesta alam.3
 
 
alrrahmaani alrrahiimi

[1:3] Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
 
 
maaliki yawmi alddiini

[1:4] Yang menguasai4 di Hari Pembalasan5
 
 
iyyaaka na'budu wa-iyyaaka nasta'iinu

[1:5] Hanya Engkaulah yang kami sembah,6 dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.7
 
 
ihdinaa alshshiraatha almustaqiima

[1:6] Tunjukilah8 kami jalan yang lurus,
 
 
shiraatha alladziina an'amta 'alayhim ghayri almaghdhuubi 'alayhim walaa aldhdhaalliina

[1:7] (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni'mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

AN NAAS

AN NAAS (MANUSIA)

   

 
qul a'uudzu birabbi alnnaasi

[114:1] Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
 
 
maliki alnnaasi

[114:2] Raja manusia.
 
 
ilaahi alnnaasi

[114:3] Sembahan manusia.
 
 
min syarri alwaswaasi alkhannaasi

[114:4] Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
 
 
alladzii yuwaswisu fii shuduuri alnnaasi

[114:5] yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
 
 
mina aljinnati waalnnaasi

[114:6] dari jin dan manusia

AL-FALAQ


AL-FALAQ (WAKTU SUBUH)

   

 
qul a'uudzu birabbi alfalaqi

[113:1] Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
 
 
min syarri maa khalaqa

[113:2] dari kejahatan makhluk-Nya,
 
 
wamin syarri ghaasiqin idzaa waqaba

[113:3] dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
 
 
wamin syarri alnnaffaatsaati fii al'uqadi

[113:4] dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul1610,
 
 
wamin syarri haasidin idzaa hasada

[113:5] dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki".

AL IKHLASH

AL IKHLASH (MEMURNIKAN KEESAAN ALLAH)    

 
qul huwa allaahu ahadun

[112:1] Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
 
 
allaahu alshshamadu

[112:2] Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
 
 
lam yalid walam yuuladu

[112:3] Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
 
 
walam yakun lahu kufuwan ahadun

[112:4] dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

AL LAHAB

AL LAHAB (GEJOLAK API)

   

 
tabbat yadaa abii lahabin watabba

[111:1] Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa1608.
 
 
maa aghnaa 'anhu maaluhu wamaa kasaba

[111:2] Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
 
 
sayashlaa naaran dzaata lahabin

[111:3] Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
 
 
waimra-atuhu hammaalata alhathabi

[111:4] Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar1609.
 
 
fii jiidihaa hablun min masadin

[111:5] Yang di lehernya ada tali dari sabut.

AL NASHR

AL NASHR (PERTOLONGAN)

   

 
idzaa jaa-a nashru allaahi waalfathu

[110:1] Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
 
 
wara-ayta alnnaasa yadkhuluuna fii diini allaahi afwaajaan

[110:2] dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
 
 
fasabbih bihamdi rabbika waistaghfirhu innahu kaana tawwaabaan

[110:3] maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.